PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Mencetak
merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak/ acuan/ klise. Alat
cetak dapat diperoleh secara sederhana atau direncana. Dalam perkembangan seni
rupa, mencetak biasa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwimatra (dua
dimensi) yang dibuat untuk mencurahkan ide/ gagasan dan emosi seseorang dengan
menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipatgandaan karyanya. Hasil
cetakan menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penciptanya.
Klise/
Acuan dan Hasil Cetakan
Proses
mencetak yaitu membuat acuan atau klise
dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau
bahan lainnya. Hasil cukilan diolesi tinta, kemudian dilekatkan pada selembar
kertas dan ditekan. Akhirnya tinta dari acuan melekat pada kertas. (Dr. Cut
Kamaril, dkk, 2002: 4.45 – 4.53)
Mencetak
dua dimensi pada dasarnya adalah membuat gambar secara tidak langsung karena
dengan menggunakan alat cetakan yang disebut klise. Kreativitas dalam kegiatan
ini meliputi:
-
Penciptaan model klise
-
Penyusunan klise sederhana untuk
menghasilkan gambar cetakan yang indah.
Gambar
cetakan disebut juga printing. (Tim
Wajar, 2005: 7)
Mencetak atau seni grafis atau grafika
adalah seni rupa yang cetakannya dikerjakan dengan tangan. Mencetak merupakan
suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan yang disebut klise.
Berdasarkan jenis klisenya (cetakan) dan mencetak (seni grafis) meliputi
berikut. Proses mencetak diawali dengan pembuatan klise atau acuan cetak. Klise
atau acuan cetak dapat terbuat dari bahan kayu atau papan, karet, logam, atau
bahan lain. Klise diolesi dengan tinta cetak, lalu diletakkan pada selembar
kertas ditekan-tekan hingga rata, tinta dari klise melekat pada kertas, dan
jadilah hasil karya cetak atau seni grafika (Nani, 2009: 12).
Kegiatan mencetak dalam seni rupa lebih
dikenal dengan seni grafis, yaitu suatu kegiatan seni yang tergolong dalam
karya seni rupa dua dimensi. Tidak semua kegiatan mencetak termasuk dalam
kategori seni grafis. Sebab pada zaman sekarang ini kegiatan mencetak hanya
memproduksi gambar/ tulisan secara massal yang sering disebut offset. Kegiatan offset seperti ini
menggunakan percetakan modern. (tim Abdi Guru, 2005: 42).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, mencetak adalah salah
satu kegiatan dalam seni rupa untuk memperbanyak gambar dengan alat cetak/
acuan/ klise dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, gips,
logam, atau bahan lainnya.
B.
MACAM-MACAM
Berbagai
macam proses mencetak, antara lain:
1.
Cetak
Tinggi (alto relief print)
Yakni
seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan
diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang
sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise).
Proses
cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar
dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang
menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada
kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Contoh
cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah
pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel,
cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.
Pembuatan
klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar,
dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar,
papan/ karet (linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas atau
pencukil, dan kertas gambar.
Cara pembuatan:
a. Gambar
ditempelkan pada papan atau karet atau ubi;
b. Pola
ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil;
c. Klise/
alat cetak selesai;
d. Klise/
alat cetak dioles dengan tinta;
e. Cetakan
ke atas kertas gambar;
f. Jadilah
gambar cetakan.
Cetak Penampang,
Daun-daunan, dan Umbi-umbian
Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah,
daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas,
koran bekas. Proses pengerjaannya:
a)
Pilihlah penampang apa yang akan
dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang
sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas,
pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
b) Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau
silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan
permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
c) Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan
acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup
disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu
dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan
cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna
serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata
misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang
mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas
hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat
dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
d) Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
ikutilah petunjuk ini.
1. Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada
pada alas warna tadi.
2. Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas
yang sudah diletakkan di atas koran.
3. Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada
kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang
dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama
atau yang lain.
4. Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian
warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa,
atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada
pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5. Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak
berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak
akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:
o
Pilihlah bentuk daun yang menarik
serta ukurannya tidak terlalu lebar.
o
Siapkan pewarna pada alas warna
seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata
keadaannya, serta tidak terlalu encer.
o
Tempelkan permukaan daun tadi
serata mungkin pada alas pewarna.
o
Selanjutnya permukaan daun yang
sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok,
simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Perlu diperhatikan agar
pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian) digunakan alas
yang empuk. Alas yang keras, kurang baik hasilnya.
2.
Cetak
Dalam (intaglio print)
Yakni
seni cetak yang mana bagian torehan yang membentuk pola pada bidang cetak
merupakan letak tinta / cat yang akan menghasilkan cetakan sesuai dengan
polanya.
Cetak dalam/ dalam sketsa merupakan
kebalikan dari cetak tinggi. Kalau cetak tinggi bagian yang membentuk gambar
adalah bagian permukaan yang menonjol. Cetak dalam gambar dapat muncul dari
bagian yang cekung (dalam).
Proses cetak dalam menggunakan klise/
alat cetak yang akan menghasilkan gambar adalah bagian yang menjeluk/ dalam.
Cara pembuatannya senagai berikut:
a. Siapkan
tembaga/ seng atau plastik tebal, alat gores yang tajam, tinta, kuas, kain lap;
b. Membuat
gambar pada tembaga/ seng dengan cara digores;
c. Tinta
dioleskan pada bagian yang menjeluk/ dalam;
d. Tinta
yang menempel pada bagian datar dibersihkan;
e. Kemudian
kertas yang akan dicetak diletakkan pada permukaan klise. Kertas ini harus
kertas yang mudah menyerap tinta.
f. Selanjutnya
ditindih dengan rata atau dipres dengan alat pres;
g. Akhirnya
kertas diangkat dan tampaklah gambar pada kertas.
3.
Cetak
Datar (planografi print)
Yakni
seni cetak yang proses pembuatan cetakan (klise) hampir sama dengan seni cetak
dalam, contoh seni cetak photo copy atau seni cetak yang mengunakan media
scener.
Contoh yang sederhana adalah cetak
agar-agar.
Media:
agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk
menuangkan, kompor, kertas gambar, tinta.
Urutan
kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat
adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni, rendam agar-agar dengan air
dingin selama 5 menit. Kemudian agar-agar dimasukkan ke dalam air mendidih
sehingga menjadi cairan. Masukkan lem arab, glaserin, seperlunya kemudian aduk
sampai merata. Selanjutnya dituang ke dalam seng sampai penuh rata dan membeku.
b. Membuat
gambar pada kertas dengan tinta
c. Letakkan
kertas itu pada permukaan agar-agar yang disiapkan terlebih dahulu. Permukaan kertas
bergambar berada dibawah menempel pada agar-agar. Tekanlah kertas itu samapi
rata pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati. Gambar tadi menempel pada
permukaan agar-agar. Jika kemudian kertas kosong diletakkan pada agar-agar itu
ditekan sampai rata, lalu diangkat, gambar akan tercetak pada kertas itu.
Sekarang hampir semua percetakan
menggunakan mesin cetak ofset yang berdasar pada proses cetak rata/ datar.
Acuannya disebut pelat. Bagian yang menghasilkan gambar mampu menangkap tinta,
tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak tinta, tetapi menarik
air. Tinta yang dioleskan pada pelat itu dicampur air menurut perbandingan
tertentu. Jika tinta dioleskan pada pelat, hanya bagian yang akan menghsilkan
gambar saja yang akan menerima tinta, selanjutnya pindah pada kertas yang
dicetak.
Cetak datar yang sederhana dapat
menggunakan kaca. Disini dikatakan datar karena menggunakan kaca sebagai
cetakan yang mempunyai permukaan datar.
Media: kaca satu lembar, kertas gambar
yang lebih lebar daripada kaca, cat atau lem kanji yang dicampur dengan pewarna
kue, kain lap, tempat cat, kuas dan koran bekas untuk alas.
Teknik pembuatan:
a. Kaca
digambari dengan cat atau lem kanji dicampur dengan pewarna kue,
b. Letakkan
kertas diatas kaca yang telah digambari,
c. Kertas
ditekan sambil diratakan,
d. Angkat
kertas dari kaca,
e. Jadilah
gambar tersebut.
4.
Cetak
Saring (stensil print)
Proses cetak saring atau cetak sablon
yang disebut juga cetak stensil ini, bagian alat cetak/ klise/ acuan merupakan
bahan sutera sebagai saringan, tinta menembus acuan menghasilkan gambar.
Cara membuatnya:
a. Siapkanlah
kain polos yang halus, bingkai kayu (20 x 30 cm), rakel, lem kanji, pewarna kue
atau tinta cina, lilin, alat pemanas/ kompor/ anglo kuas, cat kaleng, dan paku
kecil secukupnya,
b. Buatlah
klise/ acuan dengan pensil dan disusul dengan digambar dengan lem yang dicampur
dengan pewarna kue,
c. Gamabr
kering, lalu sekitarnya diolesi dengan lilin cair,
d. Cucilah
lem yang kering setelah lilin dingin dan biarkan melekat pada kain,
e. Selanjutnya
acuan/ klise siap untuk menyablon. Letakkan kertas di bawah acuan. Kemudian cat
diratakan dengan rakel. Akhirnya cat akan menembus kain dan terwujudlah gambar
pada kertas.
Cetak sablon
Alat
dan bahan yang dibutuhkan: pisau, cutter, gunting, kuas, kapas, spon/busa,
sisir, sikat gigi, kertas, pewarna, koran bekas, dan tempat pewarna.
Proses
pengerjaannya:
a)
Membuat acuan cetak dari kertas: buatlah
gambar/bentuk untuk acuan cetaknya. Torehlah kontur/pinggir gambar tadi sampai
tembus.
b)
Siapkan pewarna. Buatlah campuran warna
pada tempat yang disediakan. Pewarna pada proses sablon ini sama dengan pewarna
yang digunakan pada proses cetak sebelumnya. Kita dapat menggunakan cat air,
ontan/sepuhan, pewarna kue cair, atau pewarna alam yang sudah disebutkan
sebelumnya.
c)
Letakkan acuan cetak di atas kertas yang
masih utuh. Acuan cetak harus menempel serapat-rapatnya agar tidak terjadi
kebocoran pada saat pemulasan/pencetakkan. Sebaiknya kertas tersebut dialasi
kertas koran.
d) Ambil
kuas, celupkan ke pewarna, selanjutnya pulaskan pada acuan yang ditoreh tadi. Bila
pewarnaan menggunakan kapas atau spon yang dicelupkan pada pewarna, tentu saja
tidak dipulaskan seperti kuas namun kapas atau spon itu ditekan-tekankan pada
lubang acuan cetaknya.
Cara
sederhana lainnya kita gunakan sikat gigi dan sisir untuk memberi warna hasil
cetakan. Dengan menggosokkan sikat gigi yang terlebih dahulu dicelupkan ke pewarna
pada sisir, akan terjadi cipratan pewarna yang akan melalui lubang- lubang
acuan cetaknya. Hasil cetak berwarna pada proses ini dapat diatur pada saat
memulaskan atau menyemprotkan pewarna. Bidang mana serta warna apa yang dipilih
bergantung pada pilihan masing-masing.
Mencetak
dengan teknik sablon adalah mencetak dengan menggunakan kain khusus / screen
pada bidang yang menjadi sasaran cetak. Gambar atau tulisan yang tercetak pada
objek cetak mengacu pada model atau klise yang terdapat pada screen.
Alat
yang digunakan untuk menyablon antara lain :
-
Kertas ( HVS, kalkir )
-
Screen 77 T, atau tipe lain
-
Screen frame
-
Rakel ( lunak-tumpul )
-
Coater
-
Meja cetak
-
Hair dryer atau kipas angin
-
Handsprayer
-
Spidol
-
Tripleks.
Bahan-bahan
yang dipakai dalam cetak sablon adalah larutan afdruk yang terdiri dari emulsi
dan sensitizer, screen laquer, kaporit, dan tinta meium jdengan sandye colour.
Adapun tahapan menyablon adalah sebagai berikut :
a) Membuat
Desain Model / Klise
Model
biasanya berupa tulisan atau gambar, bisa bersifat resmi atau bergaya. Desain
model tersebut dapat dirancang dengan komputer dan dicetak / print dengan
kertas HVS, atau bisa juga dikerjakan dengan keterampilan tangan langsung di
atas kertas HVS atau kalkir.
a.
Membuat model / klise sablon satu warna.
Model / klise untuk satu warna ini pada
dasarnya sama dengan desainnya. Bagian yang berwarna hitam akan menahan cahaya
( ultra violet ) dari lampu neon sehingga tidak trejadi reaksi dari zat kimia (
emulsi dan sensitizer ) yang dilapiskan pada permukaan screen bagian ini. Zat
kimia tetap rapuh atau tidak merapatkan pori-pori screen. Bagian yang polos
akan meneruskan cahaya pada screen yang telah dilapisi larutan kimia peka
cahaya sehingga pori-pori screen merapat. Bagian screen yang pori-porinya
berlubang akan meneruskan tinta dari screen ke objek cetak.
b.
Membuat model bentuk geometris
Bentuk geometris umumnya mudah dibuat.
Bentuk geometris segi banyak beraturan memerlukan pengetahuan teknis. Untuk
membuatnya kita kan mencoba beberapa di antaranya :
o
Segitiga
1. Buatlah
lingkaran ( dengan jangka ) dengan titik tengah S (sentrum).
2. Tarik
garis tengah vertikal A-E melalui S.
3. Buat
dua buah setengah lingkaran dengan titik tengah A dan E, jari-jarinya sepanjang
A-S dan E-S.
4. Titik
pertemuan antara lingkaran utama dengan setengah lingkaran bawah sebagai B (
kanan ) dan C ( kiri ).
5. Tarik
garis dari titi A-B-C-A.
o
Segi enam
1. Ulangi
langkah 1 hingga 4 pada pembuatan segitiga.
2. Titik
pertemuan antara lingkaran utama dengan setengah lingkaran atas sebagai D (
kanan ) dan F ( kiri ).
3. Buatlah
garis dari titik A-D-B-E-C-F-A.
o
Segi empat
1. Buatlah
lingkaran dengan titik tengah S.
2. Tarik
garis tengah vertikal A-C melalui S.
3. Tarik
garis tengah horizontal B-D melalui S, tegak lurus terhadap C. Lingkaran akan
terbagi menjadi empat bidang yang msing-masing sudutnya 90°.
4. Tarik
garis A-B-C-D-A.
o
Segi delapan
1. Ulangi
langkah 1 hingga 3 pada pembuatan segi empat.
2. Tarik
garis dari S melalui titik bagi ( membagi dua sama panjang ) A-B sehingga memotong lingkaran di E.
3. Lakukan
dengan cara yang sama di garis B-C, C-D, D-A. Titik erpotongan dengan lingkaran
bisa dibuat dengan jangka yangjarak standarnya berasal dari A-E.
4. Tarik
garis dari titik A-E-B-F-C-G-D-H-A.
o
Segi lima
1. Buatlah
lingkaran dengan titik tengah S.
2. Tarik
garis vertikal A-H melalui S, tarik garis horizontal Y-N melalui S, sehingga
saling tegak lurus.
3. Buat
titik X dengan membagi dua sama panjang garis S-N.
4. Buat
ukuran jarak dengan jangka dari X ( jarum ) ke A ( pensil ). Gerakkan jangka
dari A hingga memotong garis Y-S di titik Z.
5. Buat
ukuran jarak dengan jangka dari A ( jarum ) ke Z ( pensil ). Gerakkan dari Z
hingga memotong lingkaran di titik E. Jarak A-E menjadi jarak standar semua
sisi segi lima beraturan.
6. Dengan
standar tersebut gunakan jangka untuk membuat titik perpotongan dengan
lingkaran yang nantinya akan menjadi sudut segi lima. Mulailah dari A sebagai
titik pusatnya, sehingga didapat B. Letakkan jarum pada B, di dapat C, dst.
7. Tarik
garis dari titik A-B-C-D-E-A.
o
Segi sepuluh
1. Ulangi
langkah 1 hingga 6 pada pembuatan segi lima.
2. Tarik
garis dari S ke titik bagi A-B memotong lingkaran di titik F. Tarik garis ke
titik bagi B-C memotong lingkaran sebagai titik G, dst.
3. Tarik
garis dari titik A-F-B-G-C-H-D-I-E-J-A.
b) Mengafdruk/Exposing
Mengafdruk adalah memindahkan model/klise
ke dalam screen dengan melapiskan larutan kimia (emulsi dan sensitizer) lalu
merefleksikan model/klise pada screen dengan cahaya ultraviolet dari lampu
neon. Oleh karena itu, pada saat melapisi dan mengeringkan screen harus
terhindar dari sinar yang mengandung ultraviolet. Tahapannya adalah :
1. Membuat
larutan afdruk emulsi dan sensitizer dengan perbandingan 9 : 1 pada wadah
coater.
2. Aduk
merata hingga menjadi jel, lalu ratakan ke permukan screen luar dan dalam
langsung dengan tepi coater tersebut atau alat apa saja yang dapat meratakan.
3. Keringkan
screen dengan hair dryer atau kipas angin dan jangan kena sinar ultra violet.
4. Model/klise
diletakkan terbuka diatas kaca meja sablon/afdruk yang dibawahnya terdapat
lampu neon. Lekatkan pada kaca dengan selotip transparan agar model tidak
tergeser.
5. Letakkan
screen tepat menumpuk di atas model/klise. Tutup dengan kain hitam dan beri
beban pemberat agar screen, model, dan kaca rapat merata.
6. Lakukan
penyinaran dengan menyalakan lampu neon yang mengandung ultra violet sekitar
4-5 menit.
7. Setelah
neon dipadamkan, screen yang telah berfungsi sebagai klise tetap ditutup dengan
kain gelap agar tidak terkena sinar ultra violet lalu dibawa ke tempat
pencucian.
8. Screen
dicuci dengan air mengalir untuk menghentikan proses reaksi kimia. Gunakan
penerangan cahaya lamu merah 5 watt atau non ultra violet.
9. Terawang
dan bersihkan dengan handsprayer terutama ada bagian yang diharapkan tembus
tinta ( image area ) agar bebas sama sekali dari lapisan afdruk.
10. Jika
terdapat cacat/kebocoran pada bagian yang seharusnya tidak tembus tinta ( non
image area , pulaskan screen laquer dengan kapas pembersih telinga.
11. Keringkan
dengan hair dryer atau sinar matahari. Screen siap pakai.
12. Screen
klise yang telah selesai dipakai dapat dihapus dan dibersihkan dengan larutan
kaporit. Jika tidak rusak, dapat digunakan untuk model/klise yang lain.
c) Menyablon
Kain dengan satu Warna
1. Siapkan
tripleks berukuran selebar kaus, beri perekat ( printak ) di bagian atasnya
lalu sisipkan ke dalam kaus.
2. Aduk
tinta medium dengan sandye colour hingga merata.
3. Letakkan
kaus di atas meja sablon, letakkan screen sesuai posisi di atas kaus.
4. Dengan
spidol, beri tanda bagian atas ( leher ) kaus sejajar dengan lis screen, begitu
juga bagian sampingna ( ketiak ).
5. Poleskan
tinta dengan rakel untuk mengisi dan meratakan pola gambar pada screen dngan
tidak ditekan. Poles sekali ( searah polesan sebelumnya ) dengan tekanan untuk
mencetak tinta pada kaus sesuai pola gambar.
6. Keringkan
hasil sablonan dengan menjemur atau mendiamkan secukupnya.
5.
Mencetak
Lipat
Teknik cetak ini merupakan cara yang
sederhana, yakni cetak lipatan kertas. Dengan teknik ini anda akan memperoleh
gambar-gambar yang menarik dan bagus,
Cara membuatnya:
a. Siapkan
kertas gambar, langsung dilipat,
b. Buka
lipatan, lalu teteskan tinta beberapa warna,
c. Tutuplah
lipatan tadi, biarkan sebentar,
d. Bukalah
lipatan tersebut. Anda dapat melihat hasil cetakannya.
6.
Mencetak
bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan
berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar bayangan.
Media yang digunakan diperlukan kertas
gambar, daun atau guntingan gambar, cat air, cat semprot, atau pewarna kue,
sikat gigi bekas dan sisir.
Cara mencetak:
a. Daun
atau guntingan gambar diletakkan di atas kertas gambar,
b. Cara
mencetak dengan sisir atau dengan semprotan,
c. Setelah
cat kering, daun atau guntingan kertas diangkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar